Tampilkan postingan dengan label artikel koran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel koran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Oktober 2012

0 Irwanto Susanto Siap Berjuang Harumkan NTT


MENJADI satu-satunya atlet dari daerah yang tergabung dalam tim atlet kempo NTT pada PON XVIII Riau adalah kebanggaan tersendiri baginya dan seluruh keluarga. Atlet bernama lengkap Irwanto Susanto yang berasal Kabupaten Sumba Timur ini menjadikan pengalaman berlatih di Kupang sebagai bekal bagi dirinya dalam menekuni latihan di mana saja. Bahkan tak sekadar dalam berlatih, prinsip demikian diterapkannya pula dalam tanggung jawab melatih kenshi junior di daerah asalnya, maupun daerah lain di NTT.
Di balik prestasi meraih medali perak bagi kontingen NTT di kelas randori 65 kilogram pada PON XVIII Riau 9-20 September 2012, tersimpan segudang pengalaman manis dan pahit. Namun semua pengalaman itu mendewasakan Irwanto agar tetap dilatih menjadi atlet berprestasi dan bisa melatih kenshi, sebagai bagian dari upaya regenerasi atlet kempo.

Kisah Menarik
Kisahnya cukup menarik. Berlatih kempo ketika ia berada pada kelas dua SMA di Waingapu, Sumba Timur, membuatnya merasa sangat singkat untuk bisa menguasai beladiri asal Jepang ini. Karena ketekunan dalam mengartikan semua program latihan dari pelatihnya Simpai Jamal, maka prestasi pun bisa diperolehnya pada laga nasional pertama di Riau beberapa waktu lalu. Ketekunanlah yang membuat dia mampu meraih prestasi maksimal, meski kurun waktu persiapannya terbilang sangat singkat.
Kepada VN, dari Waingapu, Jumat (12/10) Irwanto Susanto menuturkan, berlatih awal di Dojo SMAN 1 Waingapu dilatih oleh Simpai Tono. Itu pun berlangsung hanya beberapa bulan, dan Irwanto hengkang melanjutkan latihan di Dojo Dinas Perhubungan Sumba Timur. “Saya pindah ke Dojo Dinas Perhubungan dilatih Simpai Jamal. Sejak itu saya mulai dibentuk dengan kedisiplinan, hingga menjadi seperti ini,” ungkapnya.
Kejuaraan juga mulai diikutinya ketika berlatih bersama rekannya di dojo itu. Sebut saja Pekan Olahraga Daratan Sumba, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor di Kalabahi. Kejuaraan pertama bagi Wanto, begitu ia disapa, menyisakan pengalaman buruk, karena dia kalah. Kekalahan yang sama dia alami pada kejuaraan daerah di Kupang. “Waktu itu saya masih baru dalam berlatih kempo. Jadi kekalahan itu wajar dan jadi pelajaran bagi saya untuk giat berlatih,” ujarnya.
Kekalahan itu menjadi cambuk keras baginya. Pelatihnya mengajarkan kalau tidak mau kalah, maka harus berlatih lebih keras, siap ditempa, mandi darah, keringat, dan air mata.
Wanto pun berubah dan mengikuti semua arahan sang pelatih. Baginya harus terus melatih diri dan siap dilatih bila ingin meraih prestasi terbaik. Semua ketekunan itu berbuah hasil pada kejuaraan antarpelajar di Jember, Provinsi Jawa Timur. Dia berhasil merebut medali perak pada kelas randori 65 kilogram.
Prestasi medali perak Wanto, menjadi rekomendasi dirinya ditarik ke Kupang oleh Perkemi NTT untuk persiapan Pra PON XVIII di Makassar.
Setiba di Kupang, disiplin kempo sesungguhnya dia rasakan. Berlatih keras dan berserah kepada Tuhan dilakukan dengan sungguh sungguh. Digenjot oleh pelatih kempo di Kupang, Sinsei George Hadjo, Simpai Untung, Melky, Alfons, Yesni, Yorgen, Tommy, Uly, dan semua simpai. Ketika terbang ke Makassar untuk Pra PON, Wanto harus puas lolos PON XVIII dengan ranking enam di kelasnya. “Kejuaraan di Makassar menjadi seleksi bagi kami untuk lolos PON. Kami berhasil walaupun di posisi enam,” ungkapnya.
Sepulang dari Makassar, seleksi kenshi NTT dilakukan lagi di Gedung Serba Guna KONI NTT. Wanto kala itu hanya lolos seleksi di posisi kedelapan. Ranking ini jadi persiapan serius dengan lebih fokus berlatih dan sigap dalam mengantisipasi para lawan dalam proses latihan.
Kenshi kelahiran Waingapu, 13 Oktober 1990 ini mengaku, ketika berlaga di PON XVIII Riau, dirinya hanya berkomitmen memberi prestasi terbaik bagi NTT. Walau pada babak perebutan medali emas harus melawan kenshi NTT Yules Pulu yang membela Provinsi Kalimantan Timur. “Saya sungguh bermain fight saat melawan Yules. Karena saya bela NTT dan dia bela provinsi lain,” ujarnya.
Dia harus akui bahwa dirinya kurang pengalaman dibandingkan Kenshi Yules. Karena, Wanto baru pertama PON sedangkan Yules sudah empat kali PON. “Saya puas raih medali perak, karena pertandingan seri dan ditambah dua babak. Saya kecolongan di babak tambahan kedua, sehingga kalah 5-0,” katanya.
Anak kedua dari tujuh saudara ini mengaku bangga dan puas karena prestasi itu dihargai Pemerintah Provinsi NTT dengan bonus Rp 35 juta. Bonus itu dimanfaatkan untuk membantu semua keluarga dan ibunda tercinta. “Besok (Sabtu 13/10) ulang tahun saya ke-22, saya buat syukuran keluarga untuk dua momen itu. Terima kasih Tuhan atas semuanya,” ungkapnya.
Putera Alm Hamli Retang dan Serli Dai Ngana ini, bertekad lolos seleksi pelatnas kempo Sea Games XXVII Myanmar 2013. Hasil PON menjadi tangga untuk naik ke kejuaraan internasional. “Saya yakin bisa lolos dengan berserah kepada Tuhan, saya ingin angkat nama NTT dan Sumba Timur di level internasional,” pungkasnya. (H-2)

sumber : victory news

Jumat, 12 Oktober 2012

0 Minta Realisasikan Tulisan Sandlewood

WAINGAPU, TIMEX - Seluruh Fraksi di DPRD Kabupaten Sumba Timur akhirnya menerima Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) pelaksanaan APBD tahun anggaran 2011 dan LKPj akhir tahun anggaran 2011 Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora.

Hal itu tertuang dalam pendapat akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sumba Timur pada sidang paripurna Dewan, Senin (1/10). Fraksi Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) misalnya, dalam pemandangan umum yang dibacakan Dorkas Day Duka mengungkapkan apresiasi yang tulus atas usaha dan kerja keras Pemerintah sehingga hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan NTT atas laporan keuangan Pemkab Sumba Timur tahun anggaran 2011 telah diperoleh opini wajar dengan pengecualian (WDP). "Fraksi PDK berharap agar kinerja Pemerintah ditingkatkan sehingga memperoleh opini wajar tanpa pengeculian (WTP).

Kami juga berharap agar sidang-sidang DPRD kedepan tidak lagi mengalami keterlambatan,"harap Dorkas. Dikatakan, perencanaan pendapatan daerah telah seirama dengan pelaksanaan pemungutan serta telah memenuhi kepatutan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan secara khusus p eraturan Daerah (Perda) kabupaten Sumba Timur Nomor 1 Tahun 2011 yang telah diaplikasikan secara wajar walaupun sempat terjadi defisit sehingga terjadi penundaan pelaksanaan program kegiatan beberapa SKPD.

"Tapi itu tidak menyurutkan semangat Pemkab Sumba Timur dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Kami juga mengharapkan agar tiga Ranperda yang sudah diperdakan masing-masing, Perda Tentang Izin Kepemilikan Ternak, Perda Tentang Pengelolaan Cendana, dan Perda Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa segera disosialisasikan oleh Pemerintah secara luas pada masyarakat.

Fraksi PDK juga berharap agar persentasi belanja langsung secara bertahap diupayakan agar lebih tinggi dari belanja tidak langsung," ingatnya. Fraksi Partai Golkar (FPG) melalui juru bicara Fraksi Ayub Tay Paranda menegaskan, permasalahan besar yang masih perlu dibenahi saat ini adalah selalu berulangnya keterlambatan waktu dalam menerapkan siklus anggaran.

Keterlambatan itu terangnya, selalu dimulai dari penyampaian pertanggungjawaban APBD dan LKPj akhir tahun anggaran Bupati Sumba Timur yang berimbas pada bergesernya jadwal pembahasan perubahan anggaran dan seterusnya sehingga terkesan terburu-buru dalam pembahasan anggaran dengan waktu sidang yang dipangkas dari jadwal semula.

"Kondisi ini seakan-akan kita sudah berada pada kondisi yang kritis sehingga banyak kegiatan-kegiatan yang semestinya dapat dibiayai melalui perubahan anggaran tidak dapat dilaksanakan karena waktu pelaksanaan yang sudah tidak relevan lagi.

Kami melihat bahwa keterbatasan ini lebih banyak disebabkan oleh ketidakdisiplinan dari SKPD menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan anggaran kepada Bupati yang selalu berulang setiap tahun dan mungkin masih menggunakan logika logika masa lalu," paparnya.

Sementara Fraksi Partai Demokrat dalam pendapat akhir Fraksinya meminta rencana pembangunan tulisan Sandlewood di sepanjang pegunungan Haharu segera direalisasikan oleh Pemerintah.

"Namun perlu juga diperhatikan agar simbol kuda putih dalam pembangunan tulisan tersebut tetap menjadi perhatian khusus Pemerintah. Hal ini perlu dilakukan agar Sumba Timur yang sudah semakin dikenal luas lewat kunjungan Presiden RI bersama ibu negara Ani Susilo Bambang Yudhoyono tidak kehilangan momentum.

Oleh karena itu, perencanaan pembangunan tulisan fenomenal tersebut harus diimbangi dengan sebuah kebijakan agar wilayah-wilayah disepanjang pesisir pantai Kanatang dan Haharu harus ditertibkan agar investor yang membangun kawasan perhotelan disepanjang pantai perlu diberikan kebijakan yang sifatnya spesifik agar kemajuan pariwisata Sumba Timur dapat menarik minat para wisatawan berkunjung ke daerah ini," pinta ketua dan juru bicara Fraksi Partai Demokrat DPRD Sumba Timur, Yosua Katanga Maujawa.

Disaksikan Timor Express, sidang paripurna yang dihadiri Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora, seluruh pimpinan dan anggota DPRD, Wabup Matius Kitu, Asisten Tata Praja dan Plt Sekda Bertholomeus Nggama Landumeha, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Gerald Haling Palakahelu, para pimpinan SKPD dan Unit Kerja, itu, berakhir dengan penandatangan Bupati dan pimpinan DPRD Sumba Timur terkait diterimanya LKPj Bupati Sumba Timur oleh Fraksi-Fraksi DPRD. (jun/boy)

sumber : timor express

0 Proyek Air Bersih di Sumba Timur Mubazir

Laporan Wartawan Pos Kupang, John Taena

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- Proyek pembangunan sarana air bersih di Desa Kombapari, Kecamatan Katalahamulingu, Kabupaten Sumba Timur, mubazir. Pasalnya, sejak tahun 2006 hingga saat ini tidak ada perawatan dan tidak berfungsi sama sekali. Selain itu, pihak pemerintah kabupaten (pemkab) setempat tidak mengindahkan keluhan dari warga yang melaporan kerusakan tersebut.

Kepada Pos Kupang, di kediamannya, Rabu (10/10/2012), Kepala Desa (kades) Kombapari, Kananding Hamakonda (42), mengatakan, proyek pembangunan sarana air bersih di lokasi tersebut dikerjakan pada tahun 2006. Usai dikerjakan, katanya, proyek sarana air bersih tersebut hanya dua kali digunakan oleh warga. "Setelah itu rusak dan sampai sekarang tidak bermanfaat lagi," katanya.

Sambungan as dinamo, lanjutnya, mengalami kerusakan dan patah. Akibatnya, mesin pemompa air dari sumber mata air untuk dialirkan menuju reservoir tidak bisa dioperasikan. Selain itu,  katanya, pihak aparatur pemerintah desa setempat juga telah menyampaikan kerusakan tersebut ke pemkab melalui isntansi terkait. Namun hingga saat, keluhan warga tersebut tidak di respon oleh pihak pemerintah. "Lapor ke dinas PU untuk perbaiki itu sudah berulang kali tapi tidak ada tanggapan," jelasnya.

Setiap tahun itu ketika memasuki musim kemarau yakni bulan Juni, jelasnya, kurang lebih 745 jiwa yang dari sekitar 169 kepala keluarga (KK) di desa itu selalu mengalami kekurangan air bersih. Kebutuhan air bersih, biasanya dipenuhi dengan menimba air di sumber mata air yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pemukiman penduduk. "Sumber mata air itu ada di kali. Kalau mau dibilang proyek sarana air bersih itu mubazir karena tidak ada manfaat selama sekian tahun ini," jelasnya.

Tidak adanya respon baik dari pemkab dalam memperhatikan kebutuhan air bersih tersebut, lanjutnya, menyebabkan warga setempat menjadi kesal. Alasanya, hampir setiap tahun warga mengeluh dan memimnta pemerintah agar segera melakukan perbaikan terhadap kerusakan pada sambungan as dynamo star yang patah tersebut.

"Air bersih itu sudah menjadi persoalan klasik. Kalau proyek air bersih itu memang mubazir karena tidak pernah dinikamti sama sekali manfaatnya oleh masyarakat. Seharusnya kebutuhan masyarakat yang setiap tahun mengeluh itu diperhatikan," ujar salah satu anggota DPRD Sumba Timur yang berasal dari daerah pemelihan (Dapil) setempat, Anton Djuka.

Dia menilai, proyek pembangunan sarana air bersih di lokasi tersebut oleh pihak pemerintah mubazir. Alasanya, sejak dibangun hingga saat ini manfaat dari proyek tersebut tidak dinikmati manfaatnya. Selain itu, keluhan warga akan masalah kekurangan air bersih sebagai sasaran dari proyek tersebut tidak diatasi. "Pemerintah seharusnya memiliki perencanaan yang matang sebelum melakukan pembangunan. Proyek air bersih di Kombapari itu kan hanya buang - buang uang," ketusnya.

Editor : sipri_seko
sumber : pos kupang
 

Sumba timur bercerita Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates